Tuesday, May 10, 2022

Good Quotes Dari Buku Real Face (by Chinen Mikito)

Edit Posted by with No comments

Jadi... Selama liburan ini aku lagi berusaha mengurangi TBR novel yang sudah aku timbun berabad-abad lamanya. Yang pertama aku pilih adalah novel ini karena sepertinya novelnya nggak terlalu membosankan. Dan ternyata benar. Sensasi baca novel ini tuh kaya lagi nonton dorama Jepang. Aku terakhir ngerasain ini tuh waktu baca Cinderella Teeth karyanya Sakaki Tsukasa. Penulisnya nggak terlalu detil dalam deskripsi, tapi ajaibnya gambaran settingnya jelas banget, jadi mudah untuk meggambarkan kejadian demi kejadian di novel ini.

Aku per hari ini (selasa, 10 Mei 2022) belum selesai bacanya. Masih ada satu bab lagi, bab paling penting karena klimaks dari seluruh kasus yang ada di buku ini adanya di bab ini. Tapi kemarin aku sampe di bab yang bikin aku amazed. Memang sih penulisnya punya latar belakang sebagai seorang dokter, tapi percakapan antara dokter bedah kecantikan dan ahli anastesi pada salah satu kasus yang mereka tangani ini bagus banget. Mendalam tapi sederhana, layaknya denger dokter lagi menjelaskan sebuah penyakit kepada orang awam yang nggak punya pengetahuan mengenai penyakit itu sama sekali.

Sangat komprehensif pembahasan aspek psikologisnya. Memang dokter juga belajar tentang psikologi dan harus menguasai kondisi psikologis pasiennya, apalagi ini kasusnya pasien bedah kecantikan. Tapi baca penjelasananya, inget-inget lagi bagaimana dia menangani kasus-kasus sebelumnya, bagaimana dia menyelesaikan masalah yang ada, rasanya si Takayuki Hiiragi ini keren banget. Tapi... Dia juga bisa jadi antagonis di bab selanjutnya (karena novel Jepang keluaran Penerbit Haru itu paling demen munculin plot twist), jadi kerennya seorang Takayuki Hiiragi berhenti sampe di percakapan ini aja.




"Kau tidak sadar? Dia adalah pasien dengan penyakit mental yang luar biasa. Gangguan Dismorfik Tubuh, atau biasa disebut juga Body Dismorphyc Disorder. Penyakit itu termasuk ke dalam jenis gangguan obsesif-kompulsif. Penderitanya terus berpikir bahwa penampilannya jelek dan itu sampai mengganggu kehidupan sehari-harinya. Hal ini sering ditemukan pada pasien yang ingin melakukan operasi kecantikan."




"Karena yang bisa disembuhkan dengan operasi hanya penderita gangguan dismorfik tubuh ringan. Gangguan Amagi Mai tidak bisa diselesaikan dengan sebatas mengubah wajahnya saja. Pada kenyataannya, mungkin dia tidak terlalu memikirkan dia cantik atau tidak. Saat dia sadar bahwa itu adalah wajahnya, hatinya akan segera mendefinisikan sebagai 'jelek'."





"Penyebabnya mungkin ada pada masa ketika dia debut sampai menjadi terkenal. Pada saat itu direktur agensinya selalu mengatakan 'wajahmu tidak menjual'. Di tengah-tengah depresi karena tidak terkenal, kata-kata presdir menjadi sugesti, sehingga hatinya selalu berpikir bahwa dia jelek."

 





"Banyak pasien dengan gangguan dismorfik tubuh yang parah seperti dia terus-terusan bersusah payah melakukan operasi kecantikan untuk mengubah dirinya yang jelek. Tetapi seberapapun dia operasi, gangguan itu tidak akan sembuh. Karena mereka berpikir bahwa keberadaannyalah yang jelek. Lalu dia akan melakukan operasi lagi. Benar-benar pasir hisap tanpa dasar. Semakin lama akan semakin terjebak, sampai tidak bisa bernapas. Tidak heran kalau pilihan terakhirnya adalah bunuh diri."







"Gangguan dismorfik tubuh bukanlah penyakit yang mudah disembuhkan. Untuk menyembuhkannya, kita perlu menghilangkan keyakinan 'aku jelek' yang terukir jauh dalam hatinya. Penyembuhannya sangat sulit, loh."

0 comments:

Post a Comment