Wednesday, January 31, 2024

Motivasi = Energi Yang Menggerakkan Kehidupan

Edit Posted by with No comments

Beberapa pekan yang lalu, aku mengajar materi motivasi di kelas Pengantar Psikologi di kampus. Lalu sempat juga aku mengajar materi yang sama di mata kuliah Psikologi pendidikan. Salah satu teori yang dipelajari di materi ini adalah "Teori Motivasi McClelland" atau "Teori Kebutuhan McClelland". Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan psikologis dasar yang memotivasi perilaku manusia. 




  • Kebutuhan Prestasi (Need for Achievement - nAch): Kebutuhan prestasi merujuk pada dorongan seseorang untuk mencapai sukses, menetapkan tujuan yang menantang, dan berusaha untuk unggul dalam prestasi mereka.

  • Kebutuhan Kekuasaan (Need for Power - nPow): Kebutuhan kekuasaan adalah dorongan untuk mempengaruhi atau mengendalikan orang lain dan lingkungan sekitar. McClelland membagi kebutuhan kekuasaan menjadi dua tipe: kekuasaan personal (personal power) dan kekuasaan sosial (social power). Individu dengan kebutuhan kekuasaan personal cenderung ingin mengendalikan situasi untuk tujuan pribadi, sementara individu dengan kebutuhan kekuasaan sosial cenderung ingin menggunakan kekuasaan mereka untuk kebaikan bersama.

  • Kebutuhan Afiliasi (Need for Affiliation - nAff): Kebutuhan afiliasi merujuk pada dorongan untuk membina hubungan sosial yang hangat dan positif dengan orang lain. Menurut teori ini, individu memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda terhadap ketiga aspek ini, dan perbedaan-perbedaan ini akan mempengaruhi motivasi dan perilaku mereka dalam situasi tertentu.

Nah... Entah kenapa, aku langsung teringat sama situasi yang ada di tempat kerjaku sekarang. Aku sejak dulu adalah orang dengan nAch tinggi. jadi terkadang saat aku sedang punya goal yang ingin diraih, aku nggak akan nengok kanan-kiri. Bukannya ga mau berteman, tapi bersosialisasi secukupnya (iya, walau aku ini introvert garis keras, tapi kadang aku ingin menjadi bagian dari sebuah kelompok dan bersosialisasi sepuasnya dengan orang-orang di sekitarku).

Di lain waktu, akupun bukannya nggak pengen didengar oran lain atau mengendalikan orang lain, tapi kalaupun apa yang aku inginkan bisa dicapai nggak berhubungan dengan pengaruh terhadap orang lain karena murni untuk kepuasan diriku semata (kaya lagi pengen nilai ujian A semua), maka disuruh-suruh sama orang ya terima aja. Dan sebenarnya memang aku bukan tipe orang yang nPow-nya bisa tinggi setinggi nAch atau nAff.

Sesungguhnya aku paham bahwa hal ini juga bisa terjadi pada orang lain...

Tapi kenyataannya, orang tuh punya kecenderungan untuk proyeksi (kalo katanya Kakek Freud). Proyeksi maksudnya adalah memindahkan gejala yang dirasakan kepada objek atau orang lain. Gampangnya... Kita nuduh orang lain sedang merasakan apa yang sebenarnya sedang kita rasakan. Kaitannnya dengan si motivasi ini, aku sering banget ketemu sama orang yang punya nPow tinggi tapi insecure sama dirinya dia sendiri. Kenapa aku bilang insecure? Karena mereka memproyeksikan nPow mereka ke aku, melihatku sebagai ancaman atas kekuasaan mereka, dan kemudian mereka berusaha menyingkirkan aku.

PADAHAL AKU NGGAK PERNAH PUNYA AMBISI UNTUK MENGUASAI ATAU MENJADI PEMIMPIN SEKUMPULAN ORANG!!!

Kalopun pada akhirnya aku "diikuti" banyak orang, bukan karena aku berusaha menggerakkan mereka atau mempengaruhi mereka untuk ngikutin aku. It happens simply because I am charismatic. Hahahaha... Ga ding. Akupun nggak tau kenapa. Aku hanya berusaha merangkul semua orang sehingga tidak ada yang merasa disingkirkan. Aku hanya berusaha menjadi teman bagi semua orang.

Itu nature-ku.

Itu sifat asliku.

Tapi sering banget disalahartikan menjadi orang yang haus kekuasaan dan memiliki nPow tinggi.









Wednesday, November 22, 2023

Introverted Hamster Ball

Edit Posted by with No comments


Baru tahu kalo ada istilah introverted hamster ball.

Jadi, menurut lolsnaps.com, hamster ball of personal space para introvert hidup dalam sebuah hamster ball yang melindungi mereka dari 'serangan' interaksi sosial yang sering dilakukan oleh para ekstrovert. Hamster ball seukuran manusia ini membantu para introvert membatasi interaksi yang mereka dapatkan dari dunia sosial. INGAT! Introvert itu membatasi interkasi sosial, terutama dengan orang yang tidak terlalu mereka kenal. Membatasi, bukan menolak.


Tapi aku sendiri, sebagai seorang introvert, ngerasa emang bener sih. Soalnya kalo lagi nggak nyaman dengan lingkungan sekitar, aku akan masuk ke hamster ball milikku dan ngecharge energi, mood dan membersihkan pikiran dari semua toxic di dunia. Hamster ball itu memang ada. Hamster ball itu sangat membantu kelangsungan hidupku sebagai seorang introvert.


Sayangnya aku mau bilang kalo akhir-akhir ini aku lagi sering banget masuk ke hamster ball itu. Oh ya... Kalo di aku, hamster ball itu bisa bongkar pasang. Maksudnya, ketika aku sedang merasa "sehat", aku akan keluar dari sana. Tapi kalau kondisinya sedang buruk, aku akan menggunakan hamster ball yang tebal untuk melindungi aku dari serangan para ekstrovert, orang asing dan orang toxic. Ketika aku sudah terlalu sering masuk ke dalam hamster ball, maka kondisinya sedang tidak sehat. Ntah karena aku yang sedang tidak sehat secara mental, atau ada yang tidak beres dengan lingkunganku. 


Oiya, hamster ball aku itu dokumen cerita fiksi yang aku simpen di GDrive aku (dulu aku simpan di notes HP, tapi karena aku beberapa ganti HP, aku simpen semua di GDrive aja). Ketika aku semakin sering menulis fiksi itu, maka artinya semakin aku nggak nyaman dengan lingkunganku, dunia ini. Makanya aku punya beberapa fiksi yang sifatnya 'nggak pernah tamat'. Aku suka baca fiksi-fiksi yang aku tulis itu, karena cerita fiksi itu sesuai dengan apa yang aku inginkan. Tapi kalau aku tau, semakin banyak halaman yang aku tulis, semakin tidak sehat hidupku.







 

Monday, September 11, 2023

I Love Flowers

Edit Posted by with No comments

Mungkin aneh bagi beberapa orang, tapi gw adalah tipe orang yang suka bunga, tapi bunga hidup yang masih nancep sama akarnya di tanah. Kalo udah dicabut, gw nggak suka. Makanya, untuk dijadiin hiasan atau dekorasi, gw lebih suka bunga imitasi. Ntah itu plastik, mutiara (mote) atau ini yang lagi gw dalami, bunga crochet.






Dulu pernah belajar bikin bunga dari mote dan sedotan plastik. Tapi karena sekarang sukanya sama benang, jadi lebih sering browsing dan sampe bikin sendiri bunga imitasi dari bahan ini (dulu bikin pake sedotan plastik sama botol bekas, tangan gw luka² karena bahannya tajem).

Kalo ada yang nanya, kenapa gw lebih suka bunga imitasi? Kan orang bilang kalo bunga asli itu menunjukkan ketulusan hati orang yang ngasih (gw pas baca ini mah dalem hati cuma bisa nanggepin 'preeeetttt....').

Buat gw, bunga imitasi itu lebih tahan lama, wanginya bisa "diisi ulang" dan yang paling mendasar adalah gw nggak seegois itu rela mengorbankan para bunga demi kepuasan dan keinginan sementara yang trus bakalan hilang ketika bunganya mati. Nggak masalah sama jenisnya yang "imitasi", yang penting nggak perlu ada kehidupan yang perlu dikorbankan demi ego manusia. Makanya... Kalo dateng ke graduation gw sukanya ngasih bunga imitasi. Karena gw suka sama benda itu. Bukannya karena pelit. Kan... Sebaiknya memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan apa yang disukai 🤭🤭🤭🤭

Semoga sih... Nggak ada yang malah jadi kesel karena gw ngasih bunganya dalam bentuk bunga initasi. Karena bunga itu juga melambangkan ketulusan hati gw. Justru kalo ngasih bunga asli yang masih hidup, mungkin gw ngasihnya ga tulus karena sejujurnya gw ga rela 🤭🤭🤭🤭





Btw, filosofi bunga imitasi ini gw dapet dari drakor Princess Hour loh. Sejak nonton Yul yang nggak mau ngasih buket bunga ke orang lain dan hanya mau ngasih bunga yang ada di pot, gw setuju sama filosofinya dia.

Jadi... Next time kalo ada event gw ngasih hadiah (atau sebaliknya) dan yang muncul adalah bunga imitasi, jangan tersinggung ya. Gw ngasih sesuatu ke orang lain selalu tulus, apapun bentuknya. Apalagi kalo buatan sendiri.




Dan dua bunga yang paling gw suka, meskipun ga tahan lama, adalah edible flowers. Ntah itu dari meringue atau dari sashimi salmon 🤭🤭🤭🤭 Kalo ada yang mau ngasih ini ke gw, tentu saja nggak akan gw tolak 😁😁😁😁

Monday, May 8, 2023

Review Drakor "Call It Love": Balas Dendam dan Mengikhlaskan

Edit Posted by with No comments


Beberapa hari yang lalu, aku baru aja selesai nonton drakor yang judulnya Call It Love. Aku nontonnya di Disney+ Hotstar.





Sesungguhnya aku terjebak nonton drakor ini. Niat awalnya nonton drakor ini tuh cuma pengen liat Sung Joon meranin tokoh manusiawi karena sebelum ini aku nonton drakor yang judulnya Island dimana dia meranin iblis jahat yang nggak ada manusia-manusianya dari awal. Karena cuma liat Sung Joon dapet peran cowok biasa, jadinya aku nonton drakor ini. 

Dari awal sebenernya nggak ada masalah sama cerita dan alurnya. Cuma lama-lama aku ngerasa, kok... drakor ini kalem banget pembawaannya. Cara ngomong tokohnya, tone cinematografinya, bahkan bgm dan OSTnya tuh nggak ada yang beatnya cepat. Ternyata... setelah aku cek di wikia, drakor ini genrenya MELODRAMA. Hahahaha...

Ada apa dengan melodrama Aku nggak menolak genre ini. Aku nonton kok drakor dengan genre ini kaya Marriage Contract atau Uncontrollably Fond dan menikmati drakor-drakor itu. Nah... kenapa yang sekarang bermasalah? Dibilang bermasalah banget sih nggak, cuma... jomplang banget mood dari drakor pertama (yang genrenya action, mystery, supernatural) ke drakor kedua (melodrama, romance, slice of life). Tapi nggak apa-apa sih, karena menetralkan ingatan dari Sung Joon sebagai Gung Tan ke Sung Joon sebagai Yoon Jun ternyata efektif. Hahaha....

Back to the real review.

Setelah nonton beberapa episode drakor ini, sebenarnya yang aku tangkap adalah misi utama dari si tokoh utama perempuan (namanya Shim Woo Joo, diperanin sama Lee Sung Kyung) adalah balas dendam karena kehidupan indahnya dirusak oleh bapaknya yang selingkuh sama temen ibunya. Jadi ide utama yang aku tangkep emang mau menyoroti salah satu sisi gelap manusia yaitu keinginan untuk balas dendam dan menyakiti orang yang sudah menghancurkan masa lalu.

Tapi waktu aku lagi scrolling feeds di Instagram, muncul satu reels dari seorang dokter (?) yang ngomongin rekomendasi drama Korea bertema healing. Salah satu drakor yang jadi rekomendasinya adalah drama ini. Kan... Aku jadi penasaran. Perasaan sejauh ini nonton drakor Call It Love ini, temanya dark, bukan healing. Tapi karena aku tipenya emang nunggu dulu sampe selesai nonton baru komen atau bikin review, maka aku simpen ajalah 'saran' si dokter tersebut.

Sebentar! Sebelum aku lanjut, kalo belum nonton drakornya dan tertarik untuk nonton, yang akan aku sampaikan berikut ini mengandung spoiler. Jadi, kalo kamu lanjut baca, at your own risk yaaa!!!!

Jadi...

Woo Joo berniat untuk membalas dendam kepada perempuan yang selingkuh sama bapaknya dengan cara menyakiti anak kandung dari perempuan itu. Kebetulan,  anak malang ini adalah Han Dong Jin (diperanin sama Kim Young Kwan). Di awal misi balas dendamnya, Woo Joo mendekati Dong Jin dengan kepribadian dingin, muka nyolot dan omongan yang ngajak gelut. Tapi lama-kelamaan, Woo Joo menyadari kalau Dong Jin sebenarnya nggak hidup menyenangkan seperti yang dia bayangkan. Dong Jin juga adalah korban dari ibu yang tidak bertanggung jawab, yang hidupnya juga nggak jauh menyedihkan dibandingkan anak-anak keluarga Shim.

Saat menyadari bahwa nasib Dong Jin sebenarnya nggak lebih baik dari dirinya yang sudah merelakan masa remajanya dihancurkan oleh orang tua yang tidak bertanggung jawab, keinginan untuk balas dendam, kemarahan yang dia simpan dan permusuhan yang awalnya dijalankan dengan rencana sempurna oleh Woo Joo berubah jadi perasaan empati, bahkan sampe bersimpati sama keadaan dan hidupnya Dongjin.

"Dia kesepian, Ibu. Aku berharap dia tidak kesepian lagi." 

"Aku harap dia bahagia." 

"Aku harap kamu bisa hidup dengan nyaman di rumahmu sendiri."

Menurutku ini deep banget. Kenapa? Karena keinginan untuk balas dendam yang berubah menjadi simpati, itu besar banget. Perasaan marah yang dirasakan oleh Woo Joo itu besar. Simpati yang dirasakan Woo Joo juga besar. Sesuatu yang sebenarnya kalo dirasain sendiri tuh kayaknya nggak mungkin terjadi. Tapi kenapa kondisinya bisa berbalik begini?

Jawabannya adalah:

MENERIMA DAN MENGIKHLASKAN.

Ketika akhirnya Woo Joo menerima kondisinya bahwa ayahnya memang berselingkuh. Hidupnya memang hancur. Dengan membalas dendam ke Dong Jin nggak akan ada yang berubah, perasaan Woo Joo ke Dong Jin juga berubah. Memang keadaannya begitu. Kalau Woo Joo mau marah, seharusnya kemarahan itu bukan ditujukan ke orang lain selain ayahnya. Maka setelah itu, Woo Joo jadi lebih bisa mengatur perasaannya.

Trus aku jadi inget sama reels si dokter yang kau bilang sebelumnya. Kalau diperhatikan, ketiga anak keluarga Shim punya masalahnya masing-masing. Shim Hye Seong trauma karena diserang dan dipermalukan di depan umum karena menjadi pelakor (dosa yang sangat besar bagi anak-anak keluarga Shim karena hidup mereka hancur oleh seorang pelakor), Shim Woo Joo yang dipenuhi kemarahan dan keinginan untuk balas dendam, dan Shim Ji Goo yang nggak bisa mengejar mimpinya karena dilarang oleh kakaknya (karena dia mau jadi penyanyi, profesi bapak mereka yang kemudian ide ini dibenci Woo Joo karena berhubungan dengan bapak mereka). 

Character development di drakor ini menunjukkan bagaimana masing-masing karakter, termasuk Kang Min Kyoung (mantan pacar Dong Jin yang punya kecenderungan kecanduan alkohol), Yoon Joon (yang merasa pernikahan itu nggak ada gunanya dan memilih untuk hidup sendiri karena dibesarkan di keluarga yang tidak ada afeksi di dalamnya), dan Han Dong Jin sendiri, bisa mengalahkan trauma dan masalah mereka masing-masing. Menjadi pribadi yang lebih sehat dan akhirnya menjalani kehidupan yang bahagia. 

Drakor yang bertema balas dendam ini ternyata juga bisa dibilang drakor healingDrakor ini memang mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Drakor ini memang benar bisa membantu seseorang untuk melihat bahwa memaafkan dan mengikhlaskan bisa membuat hidup jadi lebih baik. Karena kalau dilihat secara umum, tema drakornya justru mengajarkan kepada penonton untuk memaafkan, menerima keadaan dan melepaskan masa lalu yang tidak bisa diubah.

Thursday, May 4, 2023

Back To Daily Workout!!

Edit Posted by with 2 comments

 Puasa telah usai!!!

Lebaran... atau LEBAR-AN?

Kalo aku jawabannya Lebaran. Ga LEBAR-AN karena pas ngecek di timbangan, angkanya masih sama 😏😏😏


Tapi sebenernya, waktu puasa kemarin aku sama sekali nggak olah raga. kenapa? Karena latihan yang biasa aku jalanin sehari-hari itu memakan waktu 55 menit, 2 kali water break dan aku pernah coba untuk nggak intake water selama water break, yang ada rasanya malah mau pingsan. Mau cari yang 30 menit aja, tapi nggak tau kenapa selama puasa itu males bergerak untuk keringetan dan pas udah malam (karena beberapa hari juga aku harus ngajar kelas malam) udah nggak ada tenaga lagi buat workout. 




Aku selalu berusaha untuk setidaknya dapet 3 mendali setiap bulannya. Medali perunggu untuk 10 km langkah, medali perak untuk 50 km langkah dan medali emas untuk 100 km langkah. So far, setiap bulan sudah dapet semua sejak tahun 2023 ini. Cuma memang karena bulan April kemarin kepotong puasa, jadinya yang biasanya bisa selesai di tanggal 20an, medali emasnya baru didapet pada tanggal 30 April.

Sekarang, setelah masuk bulan Mei, aku mulai merutinkan lagi latihanku. Aku balik ke latihan dengan dumbell ala Grow With Jo ini karena so far, latihan ini yang paling enjoy tapi gobyos dan di smartband aku selalu terbakar di atas 500 Kkcal. Masalah yang sedang aku hadapi adalah... bahu, punggung, lengan, perut, pinggang dan paha aku sakit semua. Bukan karena jompo, tapi karena udah lama nggak latihan, sekarang digempur gerakan yang lumayan. Jadinya badanku beradaptasi lagi. Yaah... Nggak apa-apa juga sih. Kan... no pain, no gain.

Dikonsistenin aja, biar sakitnya cepet hilang.

Nanti kalau berat badannya udah berubah digit depannya, aku bisa nambah porsi latihan dengan muscle work dan plank. Semoga sih, berubahnya bisa di tahun ini. 

Wish me luck 😘😘😘

Friday, July 29, 2022

Surrounded By Aliens

Edit Posted by with No comments
Aku baru aja selesai nulis esai untuk ngelamar sebagai penulis freelance di sebuah perusahaan. Bagian terakhir dari yang harus dikirim ke mereka adalah sebuah esai yang sifatnya on the spot (karena aku nggak bisa nutup tabnya dan bikin kerangka dulu baru dipost di sana). Tema esai yang dikasih itu ada dua (aku boleh pilih salah satu). Temanya "The happiest time" sama "What would you do if you woke up and found yourself surrounded by aliens". Sebenernya menceritakan tema pertama tuh paling mudah, ya? Emang sih, bakalan gampang banget bikinnya. Tapi... Nggak tau kenapa, aku lagi kepengen menantang diriku sendiri. Jadilah aku pilih tema yang kedua. Mana harus nulis full bahasa Inggris. Aku beneran harus segera les bahasa Inggris kalo begini ceritanya. Hahahaha...

“What would you do if you woke up and found yourself surrounded by aliens” is an interesting question. Do you know that there’s a female solo singer from South Korea named Ailee? She has a fandom named Aileeans (pronounce the same as Aliens). So… If one day I wake up surrounded by these kinds of aliens, I would be happy because we share the same interest. I like Ailee though I can’t consider myself as an Aileeans. Maybe sharing some time together with real Aileeans can turn me into a full-time fan and worship her all my life.


But… Let’s back to the real question. The most natural reaction I will show is terrified. Why? Because humans have a strong tendency to build fear over something they don’t understand. This is why a lot of people hate clowns. One main reason why people hate clowns (other than they being used in horror movies like ‘It’) is that they can’t see or understand the real expression of the clown (because clown always uses heavy makeup or mask that cover their real expression). When someone can’t perceive the situation correctly, the emotion that helps humans survive is anger. Aggression is the most common expression to protect someone from an uncertain situation. I don’t say it is a good way to protect self, but it is what usually happens to humans.


Oh, sorry for blabbering out. Back to me, what will I do, what will happen to me. As I mentioned earlier, my natural reaction is terrified. The image of aliens we used to see on television and other media is creatures with big heads, big eyes, and small bodies. Seeing a creature that I rarely see in my everyday life must be terrified me a lot. But aggression isn’t my kind of thing. How can I attack them when I am lost in number? Let’s say they come in a group (more than 2 creatures) and I am alone, I won’t come up with idea to attack them.


Besides being terrified, the other reaction I might have when I realize that I wake up surrounded by a pack of aliens is paralyze. I might not able to move my body. How can I attack them when I can’t run to save myself first? That’s why, maybe, in that kind of situation I will wait, listen and observe. Sometimes, we just need time to understand something we aren't familiar with. Maybe the aliens need time to comprehend the situation (I know they are the ones that invaded earth but they might not be as smart as humans, so they also need time to understand the situation in front of them). If they try to communicate with me, I will try to reply to them (with body language or anything that can make our communication happens). Thinking of trying to communicate with aliens in front of me is a very interesting idea. How do they make a sound? How do they exchange messages toward each other? Do they make sounds with mouths like humans?


I know I might sound weird and don’t sound like a normal human being. But this is how I perceive the world. I might look like an alien around my friend because I realize that I am different from the people around me. At least, from how I perceived the world and how I behaved. That’s why I choose to wait and observe to comprehend the situation because I want people to wait and observe before they talk, behave or even judge something. Being proactive is always the best choice rather than being reactive. Wait before responding to anything. If the aliens didn’t mean to harm humans when they come to the earth, we can be best friends.





Ngaco banget kan esai-nya. Hahahaha...
Tapi beneran sih, seru kali ya kalo bisa temenan sama alien? Minimal bisa ngeliat bagaimana mereka berkomunikasi dan berusaha bertukar pesan (ini otak psikologinya lagi kumat sepertinya).

Tapi sempet kepikiran juga sih. Dulu waktu SD pernah ada drama series yang judulnya Roswell. Yang main itu Brendan Fehr, Jason Behr, Shiri Appleby sama Kathrine Heigl. Di series itu digambarin kalo tiga alien kesasar di New Mexico (katanya dulu emang New Mexico ini pernah kedatengan hadiah dari luar angkasa dan setelah itu muncul kejadian-kejadian aneh di sana). Nah... Alien yang digambarin di series Roswell itu diperanin sama Jason Behr, Brendan Fehr sama Kathrine Heigl.



Coba ya... Kalo aliennya seganteng itu, siapa yang bakalan takut? Bener kan kalo responnya malah pengen temenan sama mereka? Pengen juga gitu kaya Shiri Appleby bisa pacaran sama si Jason Behr, eh... sama si Max Evans (mas alien ganteng). Mereka juga alien baik kok. Nggak ada pikiran buat invasi Bumi atau mengambil alih Bumi untuk dijadiin tempat tinggal. Jadi emang udah paling bener ditemenin aja para aliennya.

Wednesday, July 27, 2022

Reading Bingo yang Diadain Oleh Book Club di Kantorku

Edit Posted by with No comments


Kantorku bikin reading bingo waktu itu dan challenge pertamanya adalah 7 hari baca buku selama 15 menit. Aku berhasil di challenge ini. Summary-nya mau aku masukin di sini sebagai koleksi (karena nggak ada yg tau kapan aku akan keluar dari kantor itu).


7 DAYS READING CHALLENGE DAY 1 📚 Judul Buku: Real Face Pengarang: Chinen Mikito Pengalaman membaca: plot twistnya makin terlihat. Harusnya emang dibacanya pas malem, biar bisa langsung selesai. 15 menit di pagi hari nggak sampe selesai bukunya, jadi kepikiran terus lanjutannya bagaimana.

"Hiiragi Takayuki adalah ahli bedah plastik yang hebat, seperti apapun wajahnya. Oleh karena itu, teruslah mengejar 'kecantikan' itu sampai akhir. Dengan begitu, 'Hiiragi Takayuki' akan selalu menjadi ahli bedah plastik terhebat."


DAY 2 📚
Judul Buku: The Little Book of Sloth Philosophy 🦥 Pengarang: Jennifer McCartney Pengalaman: selain gemes banget sama gambar-gambar kukang di buku ini, bukunya sangat menyemangati orang-orang yang bergerak lambat (kaya aku) di dunia yang dikuasai oleh hustle culture. Sebenernya ini buku yang mengangkat tema mindfulness, tapi dibahasakan sebagai Filosofi Kukang. Karena ternyata kukang sukses bertahan hidup di dunia dengan mempraktekan mindfulness seumur hidupnya.

"It's very easy to beat ourselves up over things we're not good at. And the pressure and guilt we may feel to improve at all costs must be avoided. You don't need to help yourself improve. You're probably fine just the way you are: perfect at some things and not so good at others."


DAY 3 📚 Judul Buku: The Little Book of Sloth Philosophy 🦥 Pengarang: Jennifer McCartney Pengalaman: ada satu bab tentang prokrastinasi yang diiyakan oleh Jennifer McCartney di buku ini tapi sejujurnya aku nggak setuju. Walau beberapa hari belakangan sempet prokrastinasi sama kerjaan, tapi sejujurnya aku berusaha menjauhi prokrastinasi. Tapi di akhir babnya ada quotes yang bagus.

"So, if you are well versed in the art of procrastination, rejoice. And if you're constantly stressed out by the need meet deadlines and do everything all at once, try taking a step back. Remember the fourth tenet of the SLOW philosophy: 'What's the rush?' "


DAY 4-6 📚 Judul Buku: Burning Heat Pengarang: Akiyoshi Rikako Pengalaman: salah satu penulis fiksi misteri favorit aku setelah Sidney Sheldon. Bedanya kalo baca novelnya Akiyoshi Rikako-sensei kita diajak untuk memahami kenapa seseorang bisa sampe punya rasa dendam, amarah dan emosi negatif lain yang kita sendiri nggak pengen punya di kehidupan sehari-hari. So far udah baca 5 bab dari buku ini dan emang jelas banget runutannya kenapa Sakiko Kawasaki ini dendam banget sama Hideo Kubokawachi. Pengen cepetan nemuin klimaksnya, karena nggak kebayang Sakiko akan balas dendam dengan cara seperti apa dan ada kenyataan pahit apa di balik balas dendamnya Sakiko 😁




Day 7 📚 Judul buku: Desire Pengarang: Haruki Murakami Selingan baca kumpulan cerita pendek yang ditulis sama Haruki Murakami. Niatnya buat menetralisir si Burning Heat yang gelap dan negatif banget auranya. Jatuh cinta banget sama bahasa romantisnya Haruki Murakami. Mungkin kalo baca buku bahasa Jepangnya (dan paham bahasa Jepang juga), bisa lebih jatuh cinta lagi. Cerpen yang aku baca judulnya Birthday Girl. Jadi sesuai judul bukunya, cerita di dalem kumcer ini tema besarnya adalah desire. Tapi cerpen Birthday Girl ini (menurutku) tema hasratnya paling mild, hasrat yg digambarkan sebagai keinginan yang polos.
"No matter what they wish for, no matter how far they go, people can never be anything but themselves."

Thursday, July 21, 2022

My Skincare Routine

Edit Posted by with No comments
Aku sempet posting ini di Instagram Story aku.





Terus nggak lama ada beberapa temen yang reply story ini dan minta aku untuk spill skincare routine aku. Aku sih sebenarnya dengan senang hati berbagi, cuma masalahnya ngejabarin skincare routine itu agak susah. Kenapa? karena akan sering berubah. Buktinya, draft dari postingan ini aku buat tanggal 27 Mei 2022. Waktu itu, serum retinol yang aku pake adalah Somethinc 1% encapsulated retinol. Sekarang (20 Juli 2022), retinol aku udah berubah jadi HAUM A Pure Retinol 0.8%. Terus vitamin C aku juga berubah. Tadinya pake Azarine C White Lightening serum jadi Whitelab C-Dose + Brightening Serum yg ada EAA 2%nya. Nanti, aku bakalan ganti lagi serum vitamin C-nya karena emang sekarang lagi nyari serum vitamin C yang enak dipake. Tapi untuk sekarang, mungkin yang bisa dibagi ini dulu kali, ya....


My Morning Routine: Azarine Ance Gentle Cleansing Foam 🠞 Pyunkang Yul Essence Toner 🠞 Whitelab C-Dose Brightening Serum 🠞 Bhumi Ceramide Hydra Lock Moisturizer 🠞 Sunscreen


My Night Routine:  Biore Cleansing Oil Make Up Remover 🠞 Azarine Acne Gentle Cleansing Foam 🠞 Pyunkang Yul Essence Toner 🠞 Azarine Revitalizing Anti Aging Serum đŸ ž Retinol/Erha Anti Ance Serum 2% BHA & 5% Niacinamide 🠞 Y.O.U Radiance White Regenerating Night Cream  


Once a week treatment:  Wash Off Mask (Azarine Purifying Deep Cleansing Match Clay Mask atau Dear Me Beauty x Chatime Greentea Cooling Gel Mask), Physical Exfoliator (Safi Age Defy Deep Exfoliator atau Azarine Blackhead Remover Mask) dan Chemical Exfoliator (Whitelab AHA 6% + Niacinamide 2% + BHA 1% + PHA 0,10%)


 Jadi... Kenapa skincare routine-ku sebegitu ribetnya? Sebenarnya buatku nggak ribet. Ini udah simple banget. Dulu sempet pake serumnya layer 3 kali. Trus sadar kalo itu semua nggak guna, jadi dikurangin makanya sekarang udah tinggal 1 pemakaian serum mukanya. Kalo bisa dikurangin lagi (pake produk multi-actives biar stepnya lebih singkat). Yang pasti sih, urutannya akan mengikuti cheat sheet buatannya Cassandra Bankson.




Sebenarnya, untuk bisa sampe punya step skincare kaya sekarang, selain trial dan error, aku juga ngikutin pedoman yang pailng utama. Pertama, Perkuat basic skincare. Apa itu basic skincare? Basic skincare itu ya... paling dasarnya aja, tanpa melihat ada concern apapun, skincare utamanya hanya pembersih dan moisturizer. Kalo di step skincare pagi, ditutup dengan sunscreen. Jadi emang sebelum aku coba produk yang macem-macem, yang pertama aku cari sampe settle adalah sabun cuci muka dan moisturizer. 

Untuk masalah menemukan sabun cuci muka, sebenernya gampang-gampang susah, ya? Kenapa? Karena sabun cuci muka yang baik itu membersihkan tapi nggak menghilangkan semua kelembaban di muka. Jadi kalo abis cuci muka pake sabun (badan juga sih, pokoknya cuci permukaan kulit) trus berasa kering, ketarik dan nggak nyaman, maka sabun cuci mukanya terlalu kasar. Dulu sabun cuci mukaku itu Safi White Expert. Ternyata rasanya kering setelah sadar kalo harusnya sabun cuci muka nggak berefek kaya gini, aku coba cari sabun cuci muka yang sifatnya gentle cleaser. Tadinya mau coba Cosrx Low PH Good Morning Cleanser, tapi nggak tau kenapa maju-mundur sama produk asing (pertimbangan aku sih, pengennya pake produk lokal aja. Harganya lebih stabil dan membantu perekonomian dalam negeri. Hahahaha). Ternyata ketemu yang murah tapi bagus. Makanya sampe sekarang bertahan pake Azarine Acne Gentle Cleansing Foam. Kalo oil cleansernya, karena aku setiap hari pake sunscreen, jadi untuk step skincare malem harus dimulai dengan double cleanse. Step double cleanse yang aku ikutin itu pertama pake oil-based, yang kedua pake water-based. Aku belum tertarik untuk pake cleansing balm karena udah ngerasa cocok pake Biore Cleansing Oil Make Up Remover ini dan simple. Cukup 2 pump, langsung aplikasi dan pijat-pijat muka, lalu bilas dengan air sampe berasa bersih. Baru dicuci lagi pake si sabun cuci muka. Ini efektif biar sisa sunscreen dan kotoran yang nempel di muka seharian hilang. Jadi bisa sekalian untuk merawat pori juga.

Hal yang paling sulit adalah cari moisturizer untuk muka kilang minyak kaya punyaku. Sempet pake Dear Me Beauty Water Cream Moisturizer, udah cocok sih sebenernya, tapi karena diracunin Malik untuk cari moisturizer yang feels-nya lebih kaya, jadinya ganti merk dan pas ketemu sama si Bhumi Ceramide Hydra Lock ini. Dari segi ingredients, aku udah ngerasa cukup banget pake produk ini, jadi nggak bakalan cari lagi yang lain. Udah gitu dia ada kemasan refill-nya, jadi nggak perlu beli botol cream berulang-ulang. Bisa mengurangi beban sampah dari ibu pertiwi lah.

Kalo untuk sunscreen, aku ga bisa kasih tau produk yang aku pake apaan, karena terlalu sering ganti. Sekarang aja, sebenarnya aku pake Biore UV Fresh & Bright yang oil matte, Nivea Sun Face Serum Triple Protect yang varian Anti Wrinkle, sama Skin Aqua UV Moisture Milk (Tutup biru muda). Kok banyak? Aslinya karena keracunan review #HambaSunscreen dari SkinOppa. Tapi setelah dicoba, ternyata sunscreen yang pake alkohol itu emang lebih enak dipake dan lebih cepat untuk diaplikasiin dan ngeset dibandingkan sunscreen tanpa alkohol. Jadi kalo pagi kesiangan dan buru-buru, bisa langsung pake si sunscreen ini dan ga perlu nunggu sampe 15-30 menit untuk ditimpa pake loose powder (aku kalo pake Azarine atau SkinAqua musti siap-siap satu jam sebelum beneran pergi karena nungguin si sunscreen ready sebelum ditimpa sama bedak muka, sementara ketika pake si Biore atau Nivea, aku bisa siap dalam waktu setengah jam). 

Setelah basic skincare mantep, baru ke perbaikan masalah kulit (Skin concern). Aku pake toner, serum dan once-a week treatment karena mau menuntaskan skin concern. Skin concern aku adalah penampakan pori-pori besar dan produksi sebum berlebih. Jadi masalah itu yang aku coba selesaikan dengan step skincare tambahan (aku sadar kok kalo mau tuntas sepenuhnya harus pake treatment di dokter kulit. Tapi... berhubung duitnya belom ada, jadi pake skincare yang bener dan konsisten aja. Biar masalahnya berkurang).

Untuk ngebenerin skin concern ini, yang aku coba lakuin adalah rutin eksfoliasi, mengontrol produksi sebum dan pake produk yang membantu mengembalikan elastisitas kulit (bahasa gampangnya produk anti aging). Ternyata... Semua fungsi ini tuh ada di RETINOL. Hahahaha... Jadi kalo malem pake retinol aja sebagai tambahannya nggak masalah? Ya enggak apa-apa. Cuma ternyata salah satu efek samping dari retinol adalah kulit jadi dehidrasi. Makanya ada beberapa ahli yang bilang sebaiknya pake sandwich methods (moisturizer - retinol - moisturizer). Tapi jujur aku nggak bisa pake metode ini karena terlalu banyak aplikasi moisturizer malah bikin muka aku lengket. Makanya aku pake hydrating toner (selain untuk mempersiapkan muka, hidrasinya cukup buat menahan efek dehidrasi dari penggunaan retinol). 

Selebihnya, produk yang aku pake itu booster aja untuk main product yang lain. Misalnya si Azarine Revitalizing Anti Aging Serum. Berdasarkan penelitian, retinol dan bakuchiol kalo ditandemin hasilnya akan sangat bagus banget. Selain sebagai antioksidan (aku nggak setuju kalo Bakuchiol disebut sebagai retinol alternatif karena sebenarnya Bakuchiol dan Retinol itu berbeda), efek melembabkan dari bakuchiol itu enak banget. Sementara vitamin c yang aku pake di pagi hari itu booster proteksi sunscreen karena antioxidant + sunscreen itu kombinasi yang oke banget buat ngelawan polusi, sinar matahari dan ancaman penuaan dini. Eh... Aku pake vitamin C juga karena ada masalah bekas jerawat kehitaman, sih. Karena tiap PMS akan jerawatan dan sangat besar kemungkinan si bekas jerawatnya ini menghitam, aku perlu vitamin C dan Niacinamide (sekarang ditambah ada tranexamic, semoga bekas kehitamannya bisa lebih cepat pudar).

Jadi kalo ditanya rekomendasi produk, suka susah jawabnya. Karena skincare itu kaya kepribadian manusia. Unique and personal. Masalah kulitnya personal, efek formulasi dari masin-masing brand di kulit juga personal. Setidaknya, coba pahami kalo masalah kulit itu punya "obatnya". Kalo masalahnya tanda penuaan, bisa pake retinol, kalo masalahnya sebum berlebih bisa pake Niacinamide, kalo masalahnya bekas jerawat kehitaman bisa pake Niacinamide, arbutin atau tranexamic acid, atau pake aktif turunan dari vitamin C (LAA, EAA, SAA, dan semacemnya). Tapi sebelum ke sana, basic skincarenya dibenerin dulu. Siapa tau, dengan ngebenerin basic skincare masalah kulitnya bisa berkurang. Toh kalo pake skincarenya minimal, uang yang dikeluarin buat beli skincarenya juga jadi berkurang drastis. Jadi lebih hemat deh 😄😄😄😄

Thursday, May 26, 2022

My Wish List (May, 2022)

Edit Posted by with 1 comment


 

Kemaren tuh random banget. Aku tiba-tiba keingetan kalo aku punya wishlist yang harus diwujudin di 2022 ini. Bukan resolusi sih, tapi... Yah... ini beneran daftar keinginan. Karena ini bukan berasal dari masalah. Kalo ngomognin resolusi tahunan (walau aku bukan penganut pembuat reslousi tiap tahun baru, aku buat resolusinya pas ulang tahun), resolusi tahun ini masih sama kaya tahun lalu:


Mau ngurangin berat badan 10 kg lagi biar semakin jauh dari kriteria obesitas


Kalo buat orang lain mah ini template resolusi tiap tahun, yah tapi kalo aku beneran pengennya begini. Sekarang emang rada susah karena jarang banget bisa nemu waktu untuk olahraga yang sampe ngebakar ≥ 500 kcal sehari. Tapi tiap weekend (kalo ga harus kerja) pasti akan jogging di tempat biasa.


Any who...

Balik ke topik si wishlist.


Jadi aku kemarin keingetan kalo punya wishlist yang haru diwujudin di 2022 ini. Semuanya bisa diwujudin kalo aku punya uang. Berhubung (alhamdulillah) tahun ini udah punya kerjaan dan pemasukan yang lebih aman dari sebelumnya, jadi udah bisa mikir mau macem-macem. Beda sama tahun sebelumnya dimana yang dipikirin utamanya adalah basic needs. Hal-hal yang dipengenin itu adalah:


1. Konsultasi ke Dokter Spesialis (Terutama Gizi dan Kulit)

Jadi, sesuai dengan keinginan aku untuk nurunin berat badan 10 kg di tahun 2022 ini, aku pengen banget kosultasi ke dokter spesialis gizi. Aku pengen banget tau mengenai kondisi tubuhku dan bagaimana caranya mengurangi berat badan dengan cara mengatur gizi. Karena rencana jangka panjangku adalah menjaga gaya hidup sehat, olahraga dan makanan. Bahkan kemarin akuudah sempet nyari dokter spesialis di rumah sakit swasta deket rumah dan tarifnya berapa. As soon I have enough money for myself, aku akan konsultasi ke dokter spesialis gizi.

Kalo dokter spesialis kulit, aku pengen ngecek kondisi muka aku. Hahahaha... Berhubung aku juga lagi suka banget eksplor tentang muka dan skincare, jadinya pengen banget meriksain muka aku ke dokter. Ada concern? Tentu saja ada. Aku tuh pengen banget ngurangin produksi sebum di muka dan pengen banget tampilan porinya mengecil. Skincare yang aku pake ga ngaruh? Ngaruh kok. Tapi untuk skin concern yang dua ini, emang sebaiknya konsul dan minta bantuan ke dokter. Karena bisa jadi penanganannya emang bisa lebih efektif kalo ke dokternya. Masalah ke dokter spesialis kulit ini prioritas atau nggak, jawabannya nggak se-urgent ke dokter spesialis gizi. Selain karena emang masalahnya nggak segitu mengganggu, kalo ke dokter spesialis kulit biayanya mahal pake banget. Lebih mahal dari ke dokter spesialis gizi. Apalagi kalo pulangnya diresepin obat sama dokternya.


2. Les Bahasa Inggris di Lembaga Resmi

Kenapa bahasa Inggris? Karena dari kecil aku nggak pernah belajar Bahasa Inggris secara khusus di tempat kursus. Pengen belajar Bahasa Inggris secara benar, biar kalo nulis sesuatu di komunitas internasional nggak malu-maluin karena grammarnya berantakan. Aku juga nggak lupa kalo jiwaku itu jiwa anak magister sains banget. Masih pengen banget bisa nerbitin artikel penelitian di jurnal internasional. Artinya kan kudu WAJIB FARDHU 'AIN banget bisa bahasa Inggris secara aktif. Semua bisa dimulai dengan ikut les bahasa Inggris itu. Baru deh kalo udah jago bahasa Inggrisnya nyoba kursus bahasa asing lain. Entah Jerman atau Korea. Atau bahkan mungkin kursus hal lain yang nggak ada hubungannya dengan bahasa karena anaknya nggak Verbal Linguistik banget.


3. Beli Sepeda, Minimal Sepeda Statis

Kenapa sepeda? Kan udah nggak ngetrend tuh sepedaan! Masalahnya, dari kecil aku itu punya 3 olahraga yang aku suka banget walau nggak ada temen mainnya. Basket (waktu SD aku ikut ekskul basket loh. Walau badan segede kurcaci dan ga pernah masuk tim inti kalo ada latih tanding/turnamen, aku termasuk yang paling rajin dateng latihan), renang (dulu bisa seminggu dua kali ikutan kegiatan renang. Sampe punya mimpi bangun rumah yang ada kolam renangnya, tapi ternyata ngurus kolam renang tuh susah.... dan mahal 😓) dan sepeda (Waktu masih kecil aku pernah naik sepeda ke tempat yang jauh banget, sampe ibuku dimarahin sama ibu lurah karena beliau liat anak kecil naik sepeda sendiri ke kelurahan sebelah). Sekarang tuha kangen banget naik sepeda. Beberapa tahun lalu punya temen main sepeda di TMII tiap Sabtu pagi. Tapi temen main sepedanya udahpada pulang kampung ke pulau seberang. Jadi nggak ada temennya lagi, hiiiiing 😭


4. Ikut Kelas Animasi

Aku mau nambah skill. Tapi aku sadar kalau tangan aku terlalu kaku untuk melukis atau menggambar secara manual. Tapi aku suka warna dan aku suka bidang kreatif. Makanya pengen banget ikut kelas animasi. Dulu pernah ikutan kelas design grafis waktu SMA, tapi karena nggak kepake skill-nya (dan di laptop nggak pernah diinstall lagi aplikasi Corel Draw, Freehand dan Adobe Photoshop), jadi yang keingetan di kepala cuma pengen design (sekarang mah asal comot dari Canva atau pinjem akun kantor buat buka fitur premium Canva dan Genially). Tapi kalo aku ikutan kelas animasi, kayanya bisa share banyak tentang psikologi dan pendidikan. Kemaren juga muncul tuh iklan kelas animasi online di halaman instagram aku, udah sempet liat-liat juga. Tapi.. Ya itu... Duit buat daftarnya belom ada #Mengsedih


5. Beli Tablet + Stylus + Keyboard

Ini bukan keinginan spontan, tapi karena emang aku sekarang kerjanya WFA (Work From Anywhere), keputusan untuk beli laptop ukuran gede sepertinya agak-agak salah. Karena kalo aku harus mobile, yaaa... beban banget ini si laptop. Mau nggak dibawa, tapi kerjaannya di sana semua. Serba salah jadinya. Tapi... Yaah... tablet yang lumayan itu harganya nggak murah (hiiiiingggg 😭). Ya udah, belum urgent-urgent banget sih, walau kepengen tapi masih bisa nanti-nanti aja belinya.


Kenapa keinginannya ada banyak tapi nggak bisa mulai diusahakan dari sekarang? Karena aku masih punya utang. Aku masih harus bayar cicilan laptop. Nggak banyak sih. Per Mei ini berarti tinggal 2 juta lagi. Tapi buat orang yang terakhir ngutang gede itu waktu beli motor 8 tahun yang lalu, nyelesaiin cicilan ini tuh rasanya berat tapi aku sadar kalo nggak diselesaiin bakalan berasa lebih berat lagi. Makanya baru bisa mulai alokasi tabungan kemana demi mewujudkan daftar keinginan ini seteah si cicilan ini selesai. 2 bulan lagi sih. Semoga 2 bulan lagi masih bisa terwujud keinginan itu. Dari yang murah dulu, walau bukan nomer 1 keinginannya.


Doain yaaa.


Aamiin 👐🙇

Wednesday, May 18, 2022

잘했어 (You Did Well), 수고했어 (You've Worked Hard)

Edit Posted by with No comments

 

Jadi hari ini aku baru aja nonton 2 episode awal dari Drakor yang judulnya adalah ë‚´ěź (Tomorrow). 




Drakor ini tayang di platform Netflix, jadi worldwide viewer bisa nonton. Aku nggak akan ngereview ceritanya karena baru nonton dua episode, tapi so far aku suka sih sama drama ini. Drama ini tuh banyak pesan moral tentang kehidupan yang dikemas dengan sangat dark. Jadi emang buat yang punya kecemasan, trauma, pernah jadi korban bullying, kecenderungan bunuh diri dan mungkin (aku nggak tau, tapi bisa aja isu ini diangkat di episode berikutnya) kekerasan seksual, mending jangan nonton drama ini. Dramanya sangat men-trigger, jadi nggak direkomendasikan untuk kalian. Bahkan di awal penayangan udah ada warningnya.




Tapi buat yang nggak ada masalah sama hal itu, sangat direkomendasikan untuk nonton drama ini. Apalagi buat yang masih aja skeptis sama isu bunuh diri. Mereka yang sulit berempati sama orang yang punya kecenderungan bunuh diri atau selalu mengkaitkan masalah kesehatan mental dengan keimanan, silahkan banget kalo mau nonton drama ini. Supaya pikirannya terbuka sedikit (bagus kalo bisa terbuka banyak) karena dikasih liat seberat apa perjuangan orang yang pada akhirnya memutuskan hanya bunuh diri jalan keluar dari masalah mereka. Memang nggak semua yang ada di drama ini bisa fit sama budaya dan nilainya orang Indonesia, tapi seenggaknya kalian bisa lah belajar sedikit mengenai empati, nggak gampang ngejudge orang dan setiap akibat itu pasti ada sebabnya, nggak mungkin terjadi begitu aja.


Nah... Trus kalo bukan mau review drakornya, buat apa bikin postingan ini? Yaa... Jadi ada sebuah adegan di episode 2 yang membuat aku berefleksi (seperti biasa, inspirasinya hadir ketika aku lagi mandi) dan pengen nulis hal ini di blog aku. Aku screenshot adegannya (yang mungkin sedikit spoiler, tapi ini bukan spoiler besar. Tenang aja).




Aku baru menyadari dari sini bahwa kalimat "Terima kasih karena sudah bertahan dan tidak menyerah" itu bisa sangat menyentuh, hangat dan menyelamatkan jiwa seseorang. Aku yang hidup di keluarga yang sangat tidak terbiasa untuk mengucapkan pujian tumbuh besar tanpa memiliki kemampuan untuk memuji. Dulu, aku tuh alergi banget kalo disuruh muji orang lain (dan ini juga alasan aku nggak suka dipuji orang lain. Bahkan dulu kalo dipuji aku bisa BT. Hahahaha...). Pujian itu biasanya hanya terbatas pada pemandangan alam yang indah dan penampilan fisik yang luar biasa (terutama kalo ngeliat public figure). Ngebayangin untuk memuji teman sendiri "kamu cantik/ganteng" itu bisa bikin merinding, mual dan mulut jadi kaku.


Tapi semua berubah ketika aku masuk klinik Tong Fang...

Eh... nggak ding


Ini berubah ketika aku mulai terjun bebas ke dalam dunia KPop dan KDrama. Kebetulan kan aku belajar psikologi karena emang aku suka banget merhatiin orang. Jadilah setelah suka dengerin lagu-lagu KPop dan nonton drakor, aku jadi tertarik untuk nonton beragam variety show mereka. Aku suka nonton variety show karena beberapa variety show menggambarkan bagaimana orang Korea dalam setting natural mereka. Bagaimana budaya membantuk karakter dan perilaku mereka. 


Salah satu yang aku tangkap adalah kebiasan mereka dalam mengatakan ěž˜í–ˆě–´ (You Did Well) atau 수고했어 (You've Worked Hard) setelah bekerja di kantor atau para idol setelah seharian syuting atau latihan koreografi. Bahkan di salah satu lagunya VIXX, kalimat ini jadi bagian dari refrain mereka. Kalimat yang ditujukan oleh N (sang penulis lirik) kepada para fans karena sudah mendukung VIXX dari awal sampai hari itu. Juga kalimatnya ditujukan kepada membernya karena sudah berusaha dan bekerja keras demi kesuksesan grup mereka. Sebelum mendengar lagu itu, aku sudah terbiasa mendengar kalimat itu tapi nggak pernah mempraktekan untuk mengucapkan kalimat itu pada siapapun. Di Indonesia sendiri kayaknya aneh ya ngedenger seseorang tiba-tiba nepuk bahu dan bilang "kamu sudah melakukan yang terbaik hari ini" atau tiba-tiba ada yang bilang "terima kasih atas kerja kerasnya hari ini". Tapi di Korea Selatan atau Jepang, ucapan kaya gitu udah biasa diberikan setiap selesai mengerjakan pekerjaan kelompok.


Hal ini udah mengubah karakter aku sedikit sih. Sekarang aku udah nggak kaku lagi kalo mau memuji orang lain. Kadang malah aku mampir ke akun para idol/penyanyi yang aku suka dan mengatakan "잘했어 (You Did Well) atau 수고했어 (You've Worked Hard)" ke mereka. Pernah nggak ngerasain efek dahsyat dari dua kalimat ini? Yang aku rasain waktu ada orang yang bilang kalimat ini ke aku secara langsung, setelah aku berusaha bertahan di hari yang sangat berat itu bener-bener kaya pembuka tutup botol. bebannya, penatnya, kesulitannya, mood negatifnya langsung hilang. Jadi jangan bingung kalo setelah mengatakan hal ini, lawan bicara akan nangis. Mungkin bagi yang ngomong ini hanya basa-basi semata, tapi bagi yang mendengar ini adalah kalimat penghiburan dan penghargaan atas kerja keras dan kekuatan hati untuk nggak putus asa untuk menjalani hari yang sangat berat itu.


Jadi... Kalau kalian ada kesempatan, cobalah untuk "memuji" orang terdekat atau temen kalian dengan kalimat ini, 


잘했어 (Jalhaesso) [You Did Well]


수고했어 (Sugohaesso) [You've Worked Hard]